Senin, 14 Februari 2011

PROSPEK PENGEMBANGAN BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA KHUSUSNYA PARIWISATA KOTA PARIAMAN


Perjuangan panjang yang melelahkan dari Bupati (alm.) Kol. H. Anas Malik akhirnya membuahkan hasil. Dengan disahkannya Undang-undang Nomor 12 tahun 2002 tentang pembentukan Kota Pariaman di Provinsi Sumatera Barat yang ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarno Putri membuat kota Administratif Pariaman berubah status menjadi kota otonom.  Tanpa terasa sudah sewindu Kota Pariaman sebagai Kota otonom sejak diresmikan pada tanggal 2 Juli 2002 lalu. Sebuah kenyataan membahagiakan yang disambut baik oleh seluruh warga Pariaman. Dengan ini, Pariaman bisa mengembangkan proses pembangunan kota secara lebih maksimal dan tidak lagi bergantung ke pusat.
Kota Pariaman yang terletak di pesisir Samudera Hindia, berdiri di atas areal seluas 73,36 kilometer, yaitu sekitar 0,17 persen dari luas Provinsi Sumatera barat. Hal ini merupakan modal dasar untuk pengembangan dan kemajuan Kota Pariaman. Kemudian dengan didukung sumber daya alam yang banyak dan sumber daya manusia yang mumpuni, Kota Pariaman diharapkan bisa menjadi daerah pemekaran yang membanggakan dibandingkan pemekaran kabupaten/kota yang lain.
Kondisi ini merupakan peluang atau prospek bagi Kota Pariaman untuk terus maju dan berkembang di sektor sosial dan budaya, khususnya di bidang pariwisata. Apalagi dengan dibukanya Bandara Internasional Minangkabau bulan Juli 2005 lalu, membuat daerah ranah minang khususnya Kota Pariaman dapat diakses langsung oleh banyak negara. Ditambah lagi dengan berbagai event Sumatera Barat yang melibatkan Kota Pariaman secara langsung, misalnya event Tour De Singkarak kemaren yang diikuti oleh 32 negara di seluruh dunia semakin menjadikan Kota Pariaman sebagai pusat wisata utama di Sumatera Barat.
Karena Pariaman terletak di sepanjang pesisir Samudera Hindia, maka banyaklah terdampar pantai-pantai nan indah yang menghiasi bibir daratan sebelah barat Kota Pariaman. Mulai dari Pantai Gandoriah, Pantai Cermin, Patai Kata, Pantai Sunur dan pantai di sepanjang muaro sampai ke Nareh. Namun, keindahan alam khususnya kawasan pantai nan eksotik yang dimiliki Kota Pariaman ini belum dikelola secara baik sehingga industri pariwisata nyaris tidak berkembang. Padahal dengan sentuhan infrastruktur pariwisata dan promosi yang memadai diperkirakan daerah ini tidak akan kalah dari daerah tujuan wisata lainnya di sumatera Barat, bahkan Indonesia.
Pantai-pantai tersebut masih sangat asri dan bersih, pasirnya yang putih dan lembut. Ombaknya yang cukup besar sangat menantang untuk bermain selancar. Air lautnya yang biru sangat indah dan membuat mata betah berlama-lama memandang lautan lepas yang tak bertepi itu. Kebesaran tuhan semakin dahsyat ketika menikmati sunset di senja hari, mata tak akan lepas menatap matahari yang masuk ke dalam air, inchi demi inchi.
Keunikan lain pun tersedia di pantai Pariaman, di sepanjang Pantai Gandoriah dan Pantai Cermin, kalau kita mengunjungi pantai ini di pagi hari pukul 06.00 sampai dengan 10.00 WIB, maka kesempatan untuk melihat nelayan tradisional yang sedang tarik pukat. Sebuah tontonan yang menarik melihat kelompok nelayan menarik ujung pukatnya dari lautan ke daratan sambil melantunkan suara-suara teriakan kecil yang memesona hati. Kemudian dua ratus meter dari pantai itu ke arah utara, terdapat Pantai Kata, dengan jembatan nan indah dan rawa-rawa atau danau kecil yang andai saja dikelola dengan baik bisa dijadikan tempat bermain perahu motor atau spead boat, sehingga menjadikan pantai ini lebih menarik lagi.
Inilah sekilas tentang pantai di sepanjang Kota Pariaman. Sayang sekali, objek wisata yang sangat indah ini masih belum mendapat perhatian, baik dari pengusaha lokal dan interlokal maupun pemerintah daerah. Padahal objek wisata pantai ini merupakan tujuan wisata yang bisa menarik perhatian wisatawan domestik bahkan manca negara yang tentunya bisa menambah pendapatan daerah dan juga bisa memperbaiki perekonomian masyarakat setempat.
Di sisi budaya, atraksi yang berpotensi menyedot perhatian pengunjung adalah acara Hoyak Tabuik yang digelar setiap 1-10 Muharam, yakni sebuah ritual masyarakat Pariaman yang dilaksanakan sebagai peringatan terhadap perang Karbala yang menewaskan Hasan dan Husen, cucu Nabi Muhammad SAW. Tak hanya dari dalam negeri, pelancong dari luar negeri pun datang untuk menyaksikan pesta rakyat setahun sekali ini yang telah berubah bentuknya menjadi pesta budaya. Uang pun akan mengalir dari kantung para pengunjung setiap kali ada perhelatan sehingga akan menambah pendapatan daerah.
Ini belum termasuk aset wisata lain, seperti tempat-tempat bersejarah di Pariaman, kekayaan budaya lain, kesenian rakyat dan aneka kerajinan rakyat, seperti sulaman Nareh dan bordir yang menjadi pendukung wisata lainnya yang tak kalah menarik untuk dikembangkan.
Namun di balik itu, semua sektor juga harus diperbaiki, misalnya penginapan atau perhotelan, rumah makan atau restoran masih sangat terbatas. Kemudian sarana dan prasasarana, serta pelayanan publik terhadap turis lokal maupun asing harus benar-benar standar. Pemerintah harus menyediakan perhotelan dan restoran yang lebih representatif dengan jumlah yang mencukupi, serta peningkatan kuantitas ini harus sejalan dengan peningkatan kualitas dari berbagai fasilitas di sekitar objek wisata. Selanjutnya dari segi transportasi dan sarana prasarana pun harus mengikuti perkembangan yang lainnya. Sejumlah jasa transportasi, misalnya angkot, taksi dan jasa penyewaan mobil harus tersedia dengan baik dan memadai. Dan yang paling penting fasilitas jalan raya harus benar-benar bagus.
Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan analisis skenario planning. Analisis ini dapat membantu mengambil langkah-langkah masa depan dalam mengembangkan pembangunan Kota Pariaman. Oleh karena itu, perlu kiranya dilihat dan dipantau prospek ke depan Kota Pariaman sebagai kota pariwisata guna pengembangan sosial dan budaya Kota Pariaman.
Menurut Yandianti (1997), prospek dapat diartikan sebagai kemungkinan atau memiliki suatu harapan yang akan terjadi. Dalam menentukan prospek suatu usaha atau daerah perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu usaha atau daerah tersebut. Baik internal maupun faktor eksternal seperti faktor alam, ekonomi, teknologi, sosial budaya dan kinerja pemerintah. Kesemua faktor itu akan  menimbulkan kesempatan atau prospek usaha serta pergeseran-pergeseran terhadap prospek usaha itu sendiri.
Skenario planning merupakan salah satu metode analisis yang umum digunakan jika beberapa faktor yang berpengaruh kuat terhadap perusahaan atau daerah tersebut tidak dapat dipastikan perkembangannya di masa akan datang. Hal senada juga diungkapkan Muhammad, S (2008), secara esensial skenario planning tidak saja menyangkut tentang penyediaan berbagai kemungkinan masa depan, tetapi juga sampai pada kemungkinan keterlibatan eksekutif dalam melakukan pilihan dan implementasi strategi.
Skenario planning tidak sama dengan meramalkan masa depan. Namun, teknik ini berupaya mengantisipasi ketidakpastian masa depan melalui cara-cara sistematis. Sangat cepatnya perubahan politik, ekonomi, maupun teknologi membuat suatu keadaan jika hanya berpegang pada skenario tunggal akan menjadi sangat beresiko. Multi skenario dengan strategi yang adaptif harus disiapkan agar mampu mengatasi apapun skenario yang akhirnya akan terjadi.
Selanjutnya, Rangkuti (2006) menyatakan bahwa perlu dilakukan pemilihan strategi yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Menurut Digantoro (2001), strategi itu mengandung dua komponen utama, yaitu future intens atau tujuan jangka panjang dan competitive adventage atau keungulan bersaing. Furture intens atau tujuan jangka panjang diartikan sebagai pengembangan wawasan jangka panjang dan menetapkan komitmen untuk mencapainya.
Untuk itulah, Kota Pariaman harus benar-benar matang dalam merumuskan dan memilih strategi yang efektif dan efisien guna pengembangan bidang sosial dan budaya, khususnya pariwisata. Dengan ini, diharapkan prospek ke depan Kota Pariaman akan membanggakan serta bisa terus berkembang dan maju seperti daerah lainnya di Sumatera Barat bahkan Indonesia.
***
                                                                                                            Pariaman, Juni 2010
                                                                                                            Mira Elfia*

















BIODATA


Nama                                       :  Mira Elfia
Tempat / Tanggal Lahir           :  Pariaman, 12 Desember 1987
Umur                                       :  22 Tahun
Jenis Kelamin                          :  Perempuan
Agama                                     :  Islam
Alamat                                                :  Jln. Husni Thamrin, Air Santok, Pariaman Timur
Telepon Gengam                     :  081374253533
E_mail                                     : miraelfia@yahoo.com
Motto                                      : Hidup adalah perjuangan mencari ridho Tuhan
Judul karya tulis                      : Prospek Pengembangan Bidang Sosial dan Budaya
                                                  Khususnya Pariwisata di Kota Pariaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar