Selasa, 25 November 2014

Kalau Yakin, Pasti Bisa


Oleh : Mira Elfia

Mencari sosok guru yang bisa dijadikan panutan dan sumber inspirasi itu tidak mudah. Namun, kali ini saya akan bercerita mengenai seorang guru yang bisa kita jadikan panutan dan inspirasi sehingga kedepan bisa menjadikan kita bisa berbuat lebih untuk kita dan untuk orang yang kita sayangi.

Kesan pertama yang dapat ditangkap dari figur guru ini, Dra. Elfi Junaida, M.Si., adalah sosok yang ramah, dan bersahaja. Guru yang kini dipercaya sebagai kepala sekolah SMA Negeri 3 Pariaman ini dikenal sebagai pribadi yang
Dra. Elfi Junaida, M.Si.
bersahabat dan mampu bersosialisasi dengan siapa saja.
Beliau pun mulai bercerita perihal berbagai prestasi yang pernah diraihnya, juara I guru berprestasi tingkat Kota Pariaman tahun 2006. Dengan prestasi ini pun, Bu Elfi kemudian diutus mewakili Kota Pariaman ke tingkat Sumatera Barat dalam ajang pemilihan yang sama dan berhasil menyabet juara II guru berprestasi tingkat provinsi masih di tahun 2006. Seperti yang diungkapkannya, Bu Elfi tidak pernah menyangka akan didaulat menjadi juara II guru berprestasi tingkat provinsi, sebab beliau harus bersaing dengan puluhan guru-guru hebat wakil kabupaten kota seluruh Sumatera Barat.
Beliau pun dituntut untuk membuat sebuah penelitian tindakan kelas dan mempresentasikan di depan dewan juri. Penilaian dewan juri tidak sampai di situ saja, seperti yang disampaikan Bu Elfi, beliau juga diminta membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian juga dipraktikan di depan juri, sementara itu teman-teman peserta lainya didakwa sebagai siswa pura-pura. “Banyak dari guru-guru lain yang lebih hebat dan memiliki prestasi lebih dari saya!” Ujar Bu Elfi merendah. Namun penyajian dalam hal RPP-lah yang mengungguli beliau. Di situ Bu Elfi mampu menyajikan RPP dengan lebih menarik, menggunakan bahasa Inggris dengan media infocus untuk mengajarkan pelajaran Kimia yang dibidanginya. Lucunya, seperti yang disampaikan Bu Elfi, awalnya juri-juri menyangka beliau mengajar Bahasa Inggris, namun setelah dilihat-lihat lagi ternyata materi RPP yang disajikan adalah pelajaran kimia. “Mungkin disana letak keunggulan saya.” Ujar  Bu Elfi yang mampu mencapai angka 513 pada tes Toefl yang diadakan Balai Bahasa Padang.
Mengenai kegiatan lainnya di dunia pendidikan, guru yang sudah mengabdikan diri selama 23 tahun mengajar di SMA Negeri 1 Pariaman ini, tercatat pernah mewakili Sumatera Barat juga untuk magang ke Negara Australia dalam program pertukaran guru MIPA selama tiga minggu ke sebuah sekolah yang bernama Morley Senior High School. Bu Elfi mengujarkan, yang paling menarik dilihatnya di sana adalah budaya antre siswa di sekolah ketika istirahat. Mereka tidak pernah saling berebutan makanan di kantin sekolah, dengan tertib tiba-tiba sudah membentuk barisan panjang untuk mengambil dan membeli makanan. Selain itu, ada satu peristiwa yang mengelitik Bu elfi, saat seorang anak usia sekolah dasar memungut sampah dan menghantarkan sampah tersebut kepada seorang dewasa yang telah membuangnya sembarangan sambil mengatakan Sir, sorry... this is your rubbish! (Pak, maaf… ini sampah Anda!) “ Wah.. kalau disini mungkin anak itu sudah dijitak karena berani mencikaroi orang dewasa.” Ujar Bu Elfi sambil tertawa.
Lebih lanjut Bu Elfi menjelaskan bahwa kunci dari segala yang diraihnya sekarang sebagai seorang guru adalah keyakinan dan kerja cerdas. “Kalau kita yakin, pasti bisa.” Ujarnya bersemangat. Bu Elfi juga menegaskan tugas dan fungsi guru kian hari semakin bertambah berat. Guru harus mampu menjadi figur dan contoh teladan yang baik di tengah-tengah minimnya didikan kharakter dan banyaknya perbuatan yang tidak mencerminkan prilaku terdidik.
Guru yang menamatkan pendidikan S2-nya di Universitas Andalas ini juga menuturkan, pendidikan hendaknya dimulai sedini mungkin dari lingkungan keluarga dan berlanjut hingga lingkungan sekolah. Salah satunya, mengenai kedisiplinan yang harus mencakup semua sektor dan harus didukung oleh seluruh masyarakat, dengan begitu perwujudan sikap disiplin dalam pendidikan akan dapat dirasakan bersama-sama. “Contoh kecil saja, tidak akan ada lagi anak-anak yang tidak disiplin berada di luar lingkungan sekolah di saat jam pembelajaran berlangsung jika masyarakat pun telah ikut andil dalam menegakan kedisiplinan tersebut.” Ujar Bu Elfi.*** Mira Elfia