Oleh : Mira Elfia
Mencari sosok guru yang bisa dijadikan panutan dan sumber inspirasi itu tidak mudah. Namun, kali ini saya akan bercerita mengenai seorang guru yang bisa kita jadikan panutan dan inspirasi sehingga kedepan bisa menjadikan kita bisa berbuat lebih untuk kita dan untuk orang yang kita sayangi.
Kesan pertama yang
dapat ditangkap dari figur guru ini, Dra. Elfi Junaida, M.Si., adalah sosok
yang ramah, dan bersahaja. Guru yang kini dipercaya sebagai kepala sekolah SMA
Negeri 3 Pariaman ini dikenal sebagai pribadi yang
bersahabat dan mampu
bersosialisasi dengan siapa saja.
Dra. Elfi Junaida, M.Si. |
Beliau pun mulai
bercerita perihal berbagai prestasi yang pernah diraihnya, juara I guru
berprestasi tingkat Kota Pariaman tahun 2006. Dengan prestasi ini pun, Bu Elfi
kemudian diutus mewakili Kota Pariaman ke tingkat Sumatera Barat dalam ajang
pemilihan yang sama dan berhasil menyabet juara II guru berprestasi tingkat
provinsi masih di tahun 2006. Seperti yang diungkapkannya, Bu Elfi tidak pernah
menyangka akan didaulat menjadi juara II guru berprestasi tingkat provinsi,
sebab beliau harus bersaing dengan puluhan guru-guru hebat wakil kabupaten kota
seluruh Sumatera Barat.
Beliau pun dituntut
untuk membuat sebuah penelitian tindakan kelas dan mempresentasikan di depan
dewan juri. Penilaian dewan juri tidak sampai di situ saja, seperti yang
disampaikan Bu Elfi, beliau juga diminta membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang kemudian juga dipraktikan di depan juri, sementara itu
teman-teman peserta lainya didakwa sebagai siswa pura-pura. “Banyak dari
guru-guru lain yang lebih hebat dan memiliki prestasi lebih dari saya!” Ujar Bu
Elfi merendah. Namun penyajian dalam hal RPP-lah yang mengungguli beliau. Di
situ Bu Elfi mampu menyajikan RPP dengan lebih menarik, menggunakan bahasa
Inggris dengan media infocus untuk mengajarkan pelajaran Kimia yang
dibidanginya. Lucunya, seperti yang disampaikan Bu Elfi, awalnya juri-juri
menyangka beliau mengajar Bahasa Inggris, namun setelah dilihat-lihat lagi
ternyata materi RPP yang disajikan adalah pelajaran kimia. “Mungkin disana
letak keunggulan saya.” Ujar Bu Elfi
yang mampu mencapai angka 513 pada tes Toefl yang diadakan Balai Bahasa Padang.
Mengenai kegiatan
lainnya di dunia pendidikan, guru yang sudah mengabdikan diri selama 23 tahun
mengajar di SMA Negeri 1 Pariaman ini, tercatat pernah mewakili Sumatera Barat
juga untuk magang ke Negara Australia dalam program pertukaran guru MIPA selama
tiga minggu ke sebuah sekolah yang bernama Morley Senior High School. Bu Elfi
mengujarkan, yang paling menarik dilihatnya di sana adalah budaya antre siswa
di sekolah ketika istirahat. Mereka tidak pernah saling berebutan makanan di
kantin sekolah, dengan tertib tiba-tiba sudah membentuk barisan panjang untuk
mengambil dan membeli makanan. Selain itu, ada satu peristiwa yang mengelitik
Bu elfi, saat seorang anak usia sekolah dasar memungut sampah dan menghantarkan
sampah tersebut kepada seorang dewasa yang telah membuangnya sembarangan sambil
mengatakan Sir, sorry... this is your rubbish!
(Pak, maaf… ini sampah Anda!) “ Wah.. kalau disini mungkin anak itu sudah
dijitak karena berani mencikaroi
orang dewasa.” Ujar Bu Elfi sambil tertawa.
Lebih lanjut Bu Elfi
menjelaskan bahwa kunci dari segala yang diraihnya sekarang sebagai seorang
guru adalah keyakinan dan kerja cerdas. “Kalau kita yakin, pasti bisa.” Ujarnya
bersemangat. Bu Elfi juga menegaskan tugas dan fungsi guru kian hari semakin
bertambah berat. Guru harus mampu menjadi figur dan contoh teladan yang baik di
tengah-tengah minimnya didikan kharakter dan banyaknya perbuatan yang tidak
mencerminkan prilaku terdidik.
Guru yang menamatkan
pendidikan S2-nya di Universitas Andalas ini juga menuturkan, pendidikan
hendaknya dimulai sedini mungkin dari lingkungan keluarga dan berlanjut hingga
lingkungan sekolah. Salah satunya, mengenai kedisiplinan yang harus mencakup
semua sektor dan harus didukung oleh seluruh masyarakat, dengan begitu
perwujudan sikap disiplin dalam pendidikan akan dapat dirasakan bersama-sama.
“Contoh kecil saja, tidak akan ada lagi anak-anak yang tidak disiplin berada di
luar lingkungan sekolah di saat jam pembelajaran berlangsung jika masyarakat
pun telah ikut andil dalam menegakan kedisiplinan tersebut.” Ujar Bu Elfi.*** Mira Elfia