Senin, 14 Februari 2011

BINTANG ITU


Sekarang aku akan bercerita kepadamu tentang kisah cinta Bintang terhadap Bulan.
Suatu hari sebuah Bintang bicara pada Bulan “Aku tidak ingin lagi menemanimu mulai malam ini dan seterusnya.” Katanya.
“Kenapa?” tanya Bulan, “Padahal aku menyukaimu, aku nyaman bila kau ada di sampingku, aku senang pada malam-malam dimana kau ada dan menemaniku hingga fajar menjelang.”
Tetapi Bintang itu hanya tersenyum, meredup dan bersembunyi di balik mega. Justru karena Bulan menyukainya, Bintang itu menghilang.
Cinta memang aneh, bukankah seharusnya ia mempersatukan? Bintang itu mencintai Bulan. Tetapi Bulan tidak mencintainya, ia hanya ‘menyukainya’. Siapa pula yang membeda-bedakan cinta dengan suka?
Kenapa Bulan tidak membencinya saja, malah menyukainya sehingga Bintang menjadi tidak punya alasan untuk tidak menemaninya pada malam-malam harinya.
Bintang yang sinarnya paling terang adalah bintang yang berwarna biru.
Bintang yang sedang kuceritakan ini hanyalah sebuah bintang kecil yang bewarna merah. Karena itu ia tidak pernah dapat mengumpulkan keberanian untuk berkata pada Bulan “Aku mencintaimu!” atau “Aku menginginkanmu!”.
Bulan sendiri tidak pernah menganggap Bintang sebagai lebih dari sahabat baik, teman dekat yag selalu menemaninya setiap malam, dan sesungguhnya Bintang pun mengetahui itu.
“Aku mencintai Matahari” kata Bulan. “Ia dapat membuatku bersinar indah di waktu malam. Ia membuatku selalu ditunggu para pecinta malam. Ia membuatku selalu dinanti para pujangga yang ingin menulis bait puisi hanya dengan melihatku.” Ujar Bulan menjelaskan.
Bintang tak pernah habis berpikir kenapa Bulan mencintai Matahari, Bulan jarang bahkan hampir tak pernah bertemu dengan Matahari, dan ketika bertemu pun Bulan akan kehilangan sinarnya, yaitu saat terjadi gerhana bulan.
Mungkin Matahari malah mencintai Bumi. Aku tidak tahu karena aku tidak pernah berbincang-bincang dengan Matahari bahkan aku tidak pernah bertemu dengannya. Tapi sejujurnya aku tidak terlalu mempedulikan ini.
Bintang merasa tidak mendapat keadilan. Kenapa Bulan mencintai Matahari yang mungkin tidak pernah memikirkan Bulan, dan bukan mencintai Bintang yang jelas-jelas mencintainya dengan sepenuh hati? Bintang juga merasa tak berdaya, kerana walaupun ia ingin memberikan seluruh sinarnya kepada Bulan agar selalu bercahaya kemilau, Bintang tak dapat melakukanya karena memang dia tak tahu caranya dan jarak diantara mereka sangat jauh.
Matahari sebenarnya juga Bintang, bintang merah yang sama seperti dirinya. Karena letaknya lah Matahari dapat terlihat lebih terang dari pada Bintang.
Tapi Bintang bukanlah Matahari, karena itu Bulan tidak mencintai Bintang.
Cinta memang aneh. Karena itu sekali lagi Bintang berkata pada semua teman-temannya “Aku tidak ingin lagi menemani Bulan mulai malam ini!”.
Tapi ternyata pada malam-malam berikutnya, Bintang masih dengan setia menemaninya, meski terkadang Bulan tidak menyadarinya.
Dan sekarang aku akan memberi tahu, bahwa BINTANG ITU ADALAH AKU.
        
    Kamar Koe, 16 Des 2009. By Fhiya
dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar