Sabtu, 14 November 2020

 

Modul

Cerita Rakyat (Hikayat)

 

Pengertian hikayat adalah suatu bentuk karya sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu lama yang berisikan tentang cerita, kisah, dan dongeng (Wikipedia).


Pada umumnya hikayat mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan kesaktian, keanehan serta mukjizat tokoh utama. Sebuah hikayat dibacakan untuk hiburan, untuk membangkitkan semangat juang ataupun untuk pelipur lara.

            Menurut KBBI,  hikayat berarti karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang –undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, ataugabungan sifat- sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta, misalnya Hang Tuah, Perang Palembang, Seribu Satu Malam, dan lain- lain.

 

Berdasarkan isinya, hikayat dapat digolongkan ke dalam 3 jenis, yaitu sebagai berikut:

  • Jenis Rekaaan, misalnya Hikayat Malim Dewa.
  • Jenis Sejarah, misalnya Hikayat Hang Tuah, Hikayat Raja-Raja Pasai dan lain sebagainya.
  • Jenis Biografi, misalnya Hikayat Abdullah, Hikayat Sultan Ibrahim bin Adam dan lain sebagainya.

Berdasarkan asalnya, hikayat dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu sebagai berikut:

  • Pengaruh Melayu Asli, misalnya Hikayat Indera Bangsawan, Hikayat Si Miskin dan lain sebagainya.
  • Pengaruh Jawa, misalnya Hikayat Indera Jaya dan Hikayat Panji Semirang.
  • Pengaruh Hindia, misalnya Hikayat Sri Rama dan Hikayat Sang Boma
  • Pengaruh Arab-Persia, misalnya Hikayat Seribu Satu Malam dan lain sebagainya.

Berdasarkan nilai historis, hikayat dapat digolongkan ke dalam 3 jenis, yaitu sebagai berikut:

  • Hikayat berunsur Hindu, misalnya Hikayat Mahabharata dan Hikayat Sri Rama.
  • Hikayat berunsur Hindu-Islam, misalnya Hikayat Si Miskin dan Hikayat Jaya Lengkara.
  • Hikayat berunsur Islam, misalnya Hikayat jenis 1001 Malam (Abu Nawas).

Ciri-ciri hikayat. Salah satu karya sastra melayu lama yang berbentuk prosa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Anonim. Artinya pengarang hikayat pada umumnya tidak diketahui.
  • Istana Sentris. Artinya menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan kerajaan atau istana atau pusat ceritanya berada didalam lingkungan istana.
  • Bersifat Statis. Artinya tetap atau tidak banyak terjadi perubahan.
  • Bersifat Tradisional. Artinya meneruskan budaya/tradisi/kebiasaan yang dianggap baik.
  • Bersifat Didaktis. Artinya mendidik baik didaktis secara moral maupun didaktis secara religi.
  • Bersifat Komunial. Artinya menjadi milik masyarakat.
  • Menggunakan Bahasa Klise. Artinya menggunakan bahasa yang diulang-ulang.
  • Menceritakan Kisah Universal Manusia. Artinya menceritakan kisah seperti peperangan antara yang baik dan yang jahat, dan akan dimenangkan oleh yang baik.
  • Bersifat Magis. Artinya pengarang akan membawa pembaca ke dunia khayal/imajinasi yang serba indah.
  • Pralogis. Artinya banyak cerita pada hikayat tidak dapat diterima oleh akal manusia.
  • Statis. Artinya bersifat kaku dan tetap.
  • Menggunakan Kata Arkhais. Artinya kata-kata yang saat ini sudah tidak lazim digunakan, seperti syahdan.

 

A. Unsur-Unsur Hikayat

1.      Alur (plot)

Merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat.

2.      Tema

Merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Dan ide dasar itulah cerita dibangun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan unsur-unsur intrinsik seperti plot, penokohan, dan latar. Tema merupakan pangkal tolak pengarang dalam menceritakan dunia rekaan yang diciptakannya.

3.      Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.

4.      Sudut Pandang

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.

5.      Latar (setting)

Latar (setting) adalah keadaan tempat, waktu, dan suasana berlangsungnya suatu cerita

6.       Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca melalui karyanya.

 

 

HIKAYAT INDERA BANGSAWAN

Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Negeri Kobat Syahrial menginginkan anak. Beliau lantas mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah kepada fakir miskin. Tak lama kemudian istrinya, Puteri Sitti Kendi hamil dan melahirkan putra kembar laki- laki. Putra yang sulung lahir dengan sebuah anak panah dan diberi nama Syah Peri. Putra yang bungsu lahir dengan sebilah pedang dan diberi nama Indera Bangsawan.

 

Sejak kecil kedua anak baginda itu dididik dengan baik. Mereka tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik. Saat usia mereka telah mencapai tujuh tahun, Raja Indera Bungsu memerintahkan kedua putranya untuk belajar mengaji kepada Mualim Sufian. Setelah beberapa lama, mereka belajar pula ilmu kesaktian dari guru mereka.

Sang ayah mulai bimbang untuk menentukan siapa yang pantas menggantikannya memerintah kerajaan. Kembimbangan itu karena kedua putranya sama- sama pandai dan berakhlak baik.


Pada suatu malam, sang Baginda Raja bermimpi tentang buluh perindu. Sang Raja sangat terpesona dengan buluh tersebut yang memiliki suara sangat merdu. Keesokan harinya, Baginda Raja menceritakan mimpinya tersebut pada kedua anaknya. Ia pun membuat sebuah sayembara untuk kedua putranya, barangsiapa yang bisa mendapat buluh perindu, dialah yang akan menggantikan dirinya untuk menjadi raja. Kedua putranya itu kemudian memohon kepada Baginda Raja untuk memulai pengembaraan mencari buluh perindu yang diinginkan ayahnya.


Dalam perjalanan mereka selalu bersama hingga suatu saat karena angin topan, hujan lebat, dan awan gelap gulita mereka jadi terpisah. Syah Peri berjalan dan terus berjalan hingga ia menemukan suatu taman dan sebuah mahligai. Dalam mahligai itu, Syah Peri menemukan sebuah gendang. Dipukulinya gendang tersebut keras-keras. Pada saat dia sedang memukul gendang itu didengarnya suara lain yang berasal dari dalam gendang. Syah Peri lalu merobek gendang tersebut dengan pisaunya.

Betapa kagetnya Syah Peri karena dia mendapati seorang Putri dan dayang-dayang nya sedang bersembunyi di dalam gendang. Setelah dikeluarkan dari dalam gendang, Sang Putri bercerita bahwa dia disembunyikan di dalam gendang oleh ayahnya untuk menghindari serangan raksasa Garuda yang telah meluluh-lantahkan kerajaan mereka.


Tak lama kemudian raksasa Garuda datang hendak membunuh sang Putri. Syah Peri segera menyelamatkan Sang Putri dan bertarung melawan raksasa Garuda. Raksasa Garuda itupun dapat dikalahkannya. Syah Peri selanjutnya menikahi Putri Ratna Sari dengan disaksikan oleh dayang-dayang Sang Putri.


Di lain tempat, Indera Bangsawan menemukan suatu padang yang tidak cukup luas. Di dalam padang itu terdapat sebuah gua yang dihuni oleh raksasa perempuan. Indera Bangsawan bertemu dengan raksasa perempuan itu. Dijadikannya raksasa perempuan itu sebagai neneknya.

Selama mereka bersama, raksasa tersebut banyak memberikan pengalaman baiknya, memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata berupa sarung kesaktian untuk melawan Buraksa. Raksasa tersebut bercerita bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri antah berantah yang diperintah oleh Raja Kabir, sebuah kerajaan yang akan dihancurkan oleh Buraksa. Raksasa meminta Indera Bangsawan untuk membantu kerajaan tersebut.


Raja Kabir akan menyerahkan putrinya, Putri Kemala Sari kepada Buraksa sebagai upeti agar kerajaan itu tidak di hancurkan oleh Buraksa. Setelah Indera Bangsawan berhasil masuk di wilayah kerajaan dengan menyamar sebagai budak berambut keriting.


“Barangsiapa yang bisa membunuh Buraksa dan membawa mata dan hidungnya yang berjumlah tujuh, maka dia akan dinikahkan denga Puteri Kemala Sari” kata Raja Kabir.


Indera Bangsawan segera bergegas untuk mengejar dan mencari Buraksa tersebut. Dengan kepandainnya, Indera Bangsawan berhasil menemukan Buraksa lebih dulu dari yang lain, dan akhirnya ia dapat mengalahkan Buraksa. Indera Bangsawan juga memotong mata dan hidung Buraksa yang berjumlah tujuh itu untuk dipersembahkan kepada Raja Kabir.


Sampai di istana Indera Bangsawan segera menghadap Raja Kabir. Raja Kabir bahagia karena ada orang yang dapat menyelamatkan putrinya. Pada saat itu juga Putri Kemla Sari segera dinikahkan dengan Indera Bangsawan.


Indera Bangsawan sudah mendapatkan buluh perindu yang diinginkan ayahnya, maka ia mengajak istrinya untuk kembali ke kerajaan Kobat Syahrial untuk menghadap ayahnya. Ternyata Indera Bangsawan mendadak jatuh sakit.


Di tempat berbeda Syah Peri beberapa hari tidak dapat tidur dengan nyenyak dan selalu memimpikan adiknya, Indera Bangsawan. Dalam mimpinya, Indera Bangsawan sedang sakit keras dan membutuhkan pertolongannya. Maka berangkatlah ia mencari Indera Bangsawan.

Setelah berhari-hari mencari, sampailah Syah Peri di kerajaan antah-berantah itu. Ia menemukan Indera Bangsawan sedang tergeletak sakit tak berdaya dengan ditemani istrinya. Syah Peri lalu berusaha untuk menyembuhkan Indera Bangsawan.


Selang beberapa hari, Indera Bangsawan berangsur-angsur sembuh. Syah Peri dan istrinya lantas mengajak Indera Bangsawan dan istrinya untuk kembali ke kerajaan Kobat Syahrial. Baginda raja Indera Bungsu sangat bahagia melihat kepulangan kedua putranya yang didampingi juga oleh istrinya. Indera Bangsawan langsung menyerahkan buluh perindu kepada sang ayah. Sang ayah bertambah bahagia dan langsung mengangkat Indera Bangsawan menjadi raja untuk menggantikannya menjadi raja Kobat Syahrial.

Untuk membalas kebaikan hati kakaknya, Indera Bangsawan memberi Syah Peri sebuah batu hikmat. Batu hikmat tersebut dapat dimanfaatkan Syah Peri untuk dijadikan sebuah kerajaan lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan. Akhirnya, kedua kerajaan itu berkembang bersama saling bahu-membahu untuk menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.

Unsur Intrinsik

1. Tema
Siapa menanam akan memetik hasilnya.

2. Tokoh

a)      Protagonis

Raja Indera Bungsu, Putri Sitti Kendi, Syah Peri, Indera Bangsawan, Mualin Sufian, Raksasa, Perempuan, Putri Ratna Sari, Putri Kemala Sari.

b)      Antagonis

Raksasa Garuda. 

c)      Tritagonis

Raja Kabir.

 

3.     Penokohan
a. Raja Indera Bungsu

Sabar dalam menghadapi ujian: selalu berdoa memohon kepada Allah untuk diberikan putra.
Dermawan, suka tolong menolong, dan perhatian terhadap rakyatnya : beliau sering membagikan sedekah kepada fakir miskin.


Penyayang dan perhatian terhadap kedua putranya : kedua putranya dididik dengan baik sehingga tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik.


b. Putri Siti Kendi

Sabar dan tawakal dalam menghadapi ujian : selalu berdoa memohon kepada Allah untuk diberikan putra.


Sayang dan perhatian terhadap kedua putranya : kedua putranya dididik dengan baik sehingga tumbuh denngan akhlak dan perilaku yang baik.


c. Syah Peri

Patuh kepada kedua orang tuanya: melaksanakan perintah Baginda Raja Indera Bungsu untuk mencari buluh perindu.


Perhatian dan pantang menyerah : selalu peduli dengan keadaan saudara kembarnya.Pemberani : berhasil mengalahkan raksasa Garuda untuk menyelamatkan Putri Ratna Sari dan dayang- dayang.Suka menolong : menyelamatkan Putri Ratna Sari dari serangan raksasa Garuda dan berusaha menyembuhkan Indera Bangsawan.


d. Indera Bangsawan

Patuh kepada kedua orang tua : melaksanakan perintah Baginda Raja untuk mencari buluh perindu.

Pantang menyerah : berhasil mendapatkan buluh perindu dan berusaha mengejar melawan raksasa Buraksa.

Pemberani dan suka menolong : berhasil mengalahkan raksasa Buraksa untuk menyelamatkan Putri Kemala Sari, dan rakyat Raja Kabir.

Menghargai usaha orang lain : memberikan Batu Khitmat kepada Syah Peri untuk membalas kebaikan Syah Peri yang telah menyelamatkan nyawanya.


e. Mualin Sufian

Suka menolong : mau mengajarkan berbagai ilmu yang ia miliki kepada kedua putra Baginda Raja Indera Bungsu.


f. Raksasa Garuda

Jahat : menyerang negra Putri Ratna Sari.


g. Putri Ratna Sari

Suka menolong : menolong dayang- dayangnya dari serangan raksasa Garuda dengan bersembunyi di dalam gendang.


h. Putri Kemala Sari

Patuh kepada kedua orang tua : mau dijadikan upeti oleh sang ayah, Raja Kabir.
i. Raksasa Perempuan

Suka menolong : banyak memberikan pengalaman baiknya, memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata berupa sarung kesaktian untuk melawan Buraksa kepada Indera Bangsawan.


j. Raksasa Buraksa

Jahat : meluluh lantakkan negara yang dimpin Raja Kabir.


k. Raja Kabir


Mudah menyerah : :takluk kepada raksasa dan akan menyerahkan putrinya sebagai upeti kepada raksasa Buraksa


            4. Latar/ setting

a.       Latar tempat

Negeri Kobat Syarial : kerajaan yang dipimpin Baginda Raja Indera Bugsu.
Di hutan : Syah Peri dan Indera Bungsu pergi ke hutan utnuk mencari buluh perindu.
Disebuah taman : Syah Peri bertemu dan menyelamatkan Putri Ratna Sari dan dayang- dayangnya dari serangan raksasa Garuda.

Di gua : Indera Bangsawan bertemu dengan raksasa perempuan di gua kemudian dijadikannya sebagai neneknya.

Negeri antah berantah : negeri yang dipimpin Raja Kabir yang pada saat itu tengah diserang raksasa Buraksa.


b. Latar waktu

Peristiwa dalam kutipan hikayat terjadi pada keseluruhan waktu (pagi, siang, sore, dan malam).


c. Latar suasana

Bahagia : Syah Peri dan Putri Ratna Sari beserta dayang- dayangnya selamat dari serangan raksasa Garuda yang telah dikalahkan Syah Peri; Indera Bangsawan dapat mengalahkan Buraksa dan hidup bahagia bersama Putri Kemala Sari; Indera Bangsawan berhasil mendapatkan buluh perindu yang diinginkan ayahnya, dan kembali ke negeri Kobat Sayhrial dengan selamat; Indera Bangsawan dinobatkan menjadi raja Kobat Syahrial menggantikan ayahnya;dan Syah Peri dengan kerajaanya.


Sedih : di tengah perjalanan dalam mencari buluh perindu Syah Peri dan Indera Bangsawan terpisah karena angin topan, hujan lebat dan awan yang gelap gulita. Pada saat itu Putri Ratna Sari diserang raksasa Garuda, dan negara Raja Kabir diserang raksasa Buraksa; Indera Bangsawan tiba- tiba jatuh sakit.


5. Sudut pandang

Orang ketiga serba tahu.


6. Alur

Alur pada hikayat tersebut adalah alur maju. Alasannya karena hikayat menceritakan awal raja Indera Bungsu yang tidak memiliki anak, Indra Bangsawan diasuh oleh raksasa dan dianggap sebagai neneknya sampai akhirnya Indra Bangsawan menyamar menjadi budak berambut keriting sebagai Si Hutan masuk di kerajaan antah berantah. Dengan kepandaian yang dimiliki Indra Bangsawan , Buraksa dapat dikalahkan. Pada akhirnya indra Bangsawan dihadiahi oleh Raja Kabir utuk menjadi suami Putri Kemala Sari.


7. Amanat

a. Hendaklah kita selalu mengingat Allah SWT.

b. Hendaklah kita saling tolong- menolong.

c. Hendaklah kita tidak mudah menyerah.

d. Hendaklah kita selalu bersikap sportif dan jujur. 

 

B.   B. Nilai – nilai yang terkandung dalam hikayat Indera Bangsawan

Nilai

Konsep Nilai

Kutipan Teks

 

 

 

Agama

Memohon kepada Tuhan dengan berdoa dan bersedekah agar dimudahkan urusannya.

Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir miskin.

Pasrah kepada Tuhan setelah berusaha.

Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat – kuatnya.

 

Sosial

Tidak melihat perbedaan status sosial.

Si kembar menolak dengan mengatakan bahwa dia adalah hamba yang hina. Tetapi, tuan putri menerimanya dengan senang hati.

 

Sosial

Membantu orang – orang yang berada dalam posisi kesulitan.

Dengan segera syah peri mengeluarkan dayang dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Budaya

Raja ditunjuk berdasarkan keturunan dan raja yang memiliki putra lebih dari satu selalu mencari tahu siapa yang paling gagah dan pantas menjadi penggantinya.

Maka bagindaa pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama sama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat ; ia mencertitakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya : barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.

Mencari jodoh putrinya dengan cara mengadakan sayembara atau semacam perlombaan untuk menunjukkan yang terkuat dan terhebat.

Adapun raja kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa raja kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh buraksa ituakan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu.

Moral

Tidak mau bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu.

Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang dikiranya susu harimau beranak muda itu.

Memperdaya orang yang tidak berusaha.

Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat.

Edukasi

Kewajiban belajar ilmu agama sejak usia kecil.

Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun yang dititahkan pergi mengaji kepada mualim sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka ditittah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya.

 

 

C.   C. Konjungsi yang terdapat dalam Hikayat Indera Bangsawan

Konjungsi yang terdapat dalam hikayat indera bangsawan meliputi :

·         Konjungsi Koordinatif            : dan, tetapi, atau.

·         Konjungsi Subordinatif          : jika, sesudah, setelah, sementara, agar, supaya,      seperti, karena, hingga, bahwa.

·         Konjungsi Korelatif                : baik….., maupun….., tidak hanya…., tetapi,…..

 

D.  D. Majas yang terdapat dalam Hikayat Indera Bangsawan

Majas yang terdapat dalam hikayat indera bangsawan adalah :

·         Majas Metafora

Kalimat : Tuan Putri terharu akan kesetiaannya dan menamainya si kembar.

 



Sumber: Dari Berbagai Sumber

Sabtu, 12 September 2020

 3.4 Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi

Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi

Teks eksposisi memiliki ciri khas tata kebahasaan yang dapat diidentifikasi dari mulai kata hingga kalimat yang dipakai. Terdapat enam kaidah kebahasaan teks eks posisi, antara lain:

1.      Menyatakan dan menjelaskan pendapat.
Misalnya, “Minum air putih adalah salah satu yang paling esensial di alam tubuh. Hal ini disebabkan selain 2/3 dari tubuh kita adalah air, air juga dapat memenersihkan tubuh dari racun dan menyumbang nutrisi penting ke sel-sel tubuh”

2.      Memuat fakta, yang bersumber dari penelitian, yang diperlukan data untuk menyajikan informasi.
Misalnya, “Setelah makan berat, biasanya seseorang akan mengonsumsi kudapan ataupun camilan. Hal ini sebenarnya, menurut penelitian di National Institute of Health, bukanlah sebuah kebiasaan buruk, bahkan sebaliknya, sebab dapat menjaga keseimbangan gula dalam tubuh menjelang jadwal makan berat selanjutnya.”

3.      Penegasan pendapat berada di bagian penutup, yang bersifat objektif dengan ragam ilmiah dan kalimat efektif.
Misalnya, “Seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya, dari penjabaran tersebut dapat dikatakan bahwa kalori yang dikandung oleh makanan cepat saji sangat sedikit, sedangkan efeknya sangat buruk bagi kesehatan.”

4.      Pronomina

Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona.

Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya seperti ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.

Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.

5.      Nomina dan Verba

Nomina (kata benda)

Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.

Verba (kata kerja)

Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya  berfungsi sebagai predikat.

6.      Konjungsi

Kata penghubung (konjungsi). Contohnya: pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut. Untuk memperkuat argumentasi, kata hubung atau konjungsi dapat dimanfaatkan. Dalam konteks pengajuan pendapat tentang kebijakan bahasa ASEAN itu, penulis menghubungkan argumentasi dengan kata hubung pada kenyataannya, kemudian, dan lebih lanjut. Idealnya, argumentasi tidak disajikan secara acak. Kata hubung seperti itu dapat digunakan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang paling kuat menuju ke yang paling lemah atau sebaliknya.

 

Contoh Teks Eksposisi Beserta Strukturnya

Realita Hukum Di Indonesia

Tesis :

Dalam hal ini sebenarnya hukum yang ada di Indonesia sebagaimana yang telah diatur pada undang-undang telah secara tegas mengatur hukuman berbagai pelaku tindak kejahatan. Namun, realitanya seringkali terjadi ketidakadilan hukum yang merugikan banyak orang. Hukum boleh saja tegas, namun menjadi tumpul di hadapan koruptor.

Argumentasi:

Bukan rahasia umum lagi bahwa para koruptor di Indonesia mendapatkan hukuman yang tingkatannya masih tergolong ringan, bahkan ada koruptor yang menerima fasilitas mewah padahal sudah merugiakan bangsa. Seringkali kita menonton berita bahwa seorang maling dihajar masa hingga tewas. Namun belum pernah ada koruptor di Indonesia dikeroyok masa sampai tewas.

Penegasan Ulang:

Hukum di Indonesia itu bisa dikatakan hanya tegas di hadapan rakyat kecil. Sebut saja kasus yang pernah menimpa nenek asyani, kasusnya hanya karena diduga mencuri kayu, beliau terancam hukuman selam lima tahun penjara. Sungguh tidak adil memang jika dibandingkan dengan hukuman yang akan diterima koruptor.

 

Contoh Teks Eksposisi Tentang Berita

 Kemacetan dan Masa Depan Kota

By: Novi Ermawati

Tesis :
Transportasi didefinisikan oleh para ahli sebagai kebutuhan turunan dari berbagai kegiatan ekonomi maupun sosial (lihat misalnya Morlock, 1985). Tipe kegiatan sosial ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda pula.

Argumentasi :
Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para pekerja dan mereka yang menempuh pendidikan di sekolah. Di Yogyakarta, kota kita tercinta ini, kemacetan terjadi setiap hari pada titik-titik yang menjadi jalur pergerakan para pekerja dan siswa dari tempat tinggal menuju lokasi kerja dan sekolah.

Kemacetan yang berulang pada jangka lebih panjang cenderung terjadi pada musim liburan maupun lebaran. Pada tahap kedatangan dan kepulangan, kemacetan parah akan terjadi pada jalan-jalan arah luar kota (misalnya Jalan Magelang, Jalan Solo, Jalan Palagan dan Jalan Wates). Pada rentang di antara masa tersebut, kemacetan dapat dirasakan di pusat kota sebagai lokasi menginap dan tujuan wisata (seperti Malioboro, Prawirotaman), serta jalan-jalan menuju objek wisata, seperti Jalan Parangtritis.

Pengegasan Ulang :

Kemacetan harian yang dominan ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat dalam lingkup internal. Kemacetan yang berulang setiap hari merupakan ekses dari pola tempat tinggal, bekerja dan bersekolah. Upaya mendekatkan lokasi tempat tinggal dengan lokasi kegiatan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Bentuknya dapat berupa pemberian insentif tempat tinggal berupa rumah susun sewa maupun milik yang cukup nyaman untuk beraktivitas. Selama ini sepertinya belum ada upaya pengaturan pola berkegiatan yang sistematis.

Contoh Teks Eksposisi Tentang Pendidikan

WTO Globalisasi

Tesis :

Peran dan Manfaat WTO Globalisasi memberikan dampak berupa perubahan pada pasar internasional, salah satunya adalah liberalisasi perdagangan, yang dipandang sebagai suatu upaya untuk meningkatkan daya saing ekonomi.

Argumentasi :

Indonesia yang menganut perekonomian terbuka sangat sulit untuk mengelak dari dinamika ekonomi internasional yang semakin mengglobal ini. Konsekuensinya, pasar domestik Indonesia tidak terlepas dari gejolak pasar dunia yang semakin liberal, karena kebijakan unilateral dan ratifikasi kerjasama perdagangan internasional (regional dan global) yang harus dilakukan Indonesia. World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar negara.

 Pengegasan Ulang :

Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota.

Contoh Paragraf Teks Eksposisi Tentang Ekonomi

 Ekonomi Indonesia

    By : Aditama


Tesis :

Ekonomi rakyat adalah “kegiatan ekonomi rakyat banyak” . Jika dikaitkan dengan kegiatan pertanian, maka yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi petani atau peternak atau nelayan kecil, petani gurem, petani tanpa tanah, nelayan tanpa perahu, dan sejenisnya; dan bukan perkebunan atau peternak besar atau MNC pertanian, dan sejenisnya.

Argumentasi
Perspektif lain dari ekonomi rakyat dapat pula dilihat dengan menggunakan perspektif jargon: “ekonomi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”

“Dari rakyat”, berarti kegiatan ekonomi itu berkaitan dengan penguasaan rakyat dan aksesibilitas rakyat terhadap sumberdaya ekonomi. Rakyat menguasai dan memiliki hak atas sumberdaya untuk mendukung kegiatan produktif dan konsumtifnya.

“Oleh rakyat”, berarti proses produksi dan konsumsi dilakukan dan diputuskan oleh rakyat. Rakyat memiliki hak atas pengelolaan proses produktif dan konsumtif tersebut. Berkaitan dengan sumberdaya (produktif dan konsumtif), rakyat memiliki alternatif untuk memilih dan menentukan sistem pemanfaatan, seperti berapa banyak jumlah yang harus dimanfaatkan, siapa yang memanfaatkan, bagaimana proses pemanfaatannya, bagaimana menjaga kelestarian bagi proses pemanfaatan berikutnya, dan sebagainya.

“Untuk rakyat”, berarti rakyat banyak merupakan ‘beneficiaries utama dari setiap kegiatan produksi dan konsumsi. Rakyat menerima manfaat, dan indikator kemantaatan paling utama adalah kepentingan rakyat.

 Penegasan Ulang :

Dalam hal ini perlu pula dikemukakan bahwa ekonomi rakyat dapat berkaitan “dengan siapa saja”, dalam arti kegiatan transaksi dapat dilakukan juga dengan “non-ekonomi-rakyat”. Juga tidak ada pembatasan mengenai besaran, jenis produk, sifat usaha, permodalan, dan sebagainya. Ekonomi rakyat tidak eksklusif tetapi inklusif dan terbuka. Walaupun demikian, sifat fundamental diatas telah pula menciptakan suatu sistem ekonomi yang terdiri dari pelaku ekonomi, mekanisme transaksi, norma dan kesepakatan (“rule of the game”) yang khas, yang umumnya telah memfasilitasi ekonomi rakyat untuk survive dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakatnya.

 

Contoh Paragraf Teks Eksposisi Tentang Alam 

Manfaat Lidah Buaya

Tesis

Sejak zaman dulu, nenek moyang kita telah mengenal manfaat tanaman lidah buaya. Manfaat tanaman ini tidak hanya berguna untuk menyuburkan rambut, akan tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia.

Argumentasi

Walaupun sejak dulu dikenal mempunyai banyak manfaat, namun tidak banyak orang yang mengetahui bahwa tanaman ini dapat dijadikan sebagai komoditas yang sangat menguntungkan.

Para peneliti mengungkapkan banyak sekali manfaat yang terdapat dalam tanaman lidah buaya. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai manfaat tanaman tersebut :

1. Bagian tertentu dari tanaman ini bisa dijadikan sebagai obat yang sangat baik untuk mempercepat proses penyembuhan. Lidah buaya dinilai sangat ampuh untuk mengobati bekas luka, luka karena cedera ataupun luka karena terbakar.

2. Lidah buaya juga dikenal bersifat anti-inflamasinya. Dengan kata lain, tanaman ini memiliki kemampuan untuk memperlambat peradangan karena adanya asam lemak. Mengoleskan gel lidah buaya bisa mencegah atau menghentikan perdagangan yang disebabkan oleh cedera, dan lain sebagainya.

3. Lidah buaya dapat meningkatkan pencernaan dan membantu detoksifikasi tubuh. Lidah buaya juga sangat baik untuk mengatasi sembelit.

Penegasan Ulang 

Sudah sangat jelas, lidah buaya tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan untuk menyuburkan rambut, akan tetapi bisa dijadikan sebagai makanan alami yang sangat menyehatkan. Ternyata alam sangat lengkap menyediakannya untuk kita.

 

 

Referensi

1.    Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

2.    Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

3.  Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya

4.      https://www.gurupendidikan.co.id/teks-eksposisi/

5.       https://www.studiobelajar.com/teks-eksposisi/

6.      https://www.zenius.net/blog/23090/pengertian-dan-contoh-teks-eksposisi

7.       Dari berbagai sumber